Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP) menggelar kuliah tamu pada 7 dan 14 November 2024 dengan menghadirkan seorang R&D konsultan dari PT. Hatifood, yaitu Dr. Sunardi Siswodiharjo. Agenda ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM). Kuliah diikuti oleh mahasiswa peserta mata kuliah Formulasi dan Fortifikasi Gizi. Pada kesempatan ini, Dr. Sunardi menyampaikan tentang konsep formulasi dan fortifikasi gizi dan praktiknya di industri pangan.
Kuliah dengan judul materi “Nutritional Formulation: A Food Industry Landscape” diawali dengan gambaran prospek kerja bagi lulusan teknologi pangan khususnya di industri. Dr. Sunardi juga berbagi pengalaman profesionalnya mulai dari mengisi kuliah tamu di berbagai perguruan tinggi, menerbitkan buku, serta menjadi peneliti dengan beberapa publikasi artikel ilmiah. Kemudian pembelajaran mulai masuk ke penjelasan pentingnya formulasi di bidang pangan. Beliau menyampaikan bahwa formulasi berperan penting untuk pengembangan produk pangan. Tujuan utama formulasi adalah memenuhi persyaratan regulasi pangan suatu negara, memenuhi kebutuhan konsumen karena meningkatnya kesadaran hidup sehat, serta meningkatkan kualitas dan inovasi produk. Dengan formulasi, produk pangan yang dihasilkan menjadi mengandung gizi lebih tinggi dan rasa yang lebih baik.
Pada pertemuan kedua, Dr. Sunardi membawakan materi kuliah dengan judul “Enhancing Nutrition: Insight into Food Fortification in The Industry”. Beliau menyampaikan bahwa fortifikasi yang merupakan pemberian gizi esensial ke makanan awalnya dilakukan dengan tujuan mencegah atau memperbaiki kekurangan gizi. Dr. Sunardi memberikan contoh produk hasil fortifikasi baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Produk fortifikasi di luar negeri contohnya susu dengan tambahan vitamin D, gandum dengan tambahan asam folat, dan gula dengan tambahan vitamin A. Sementara produk hasil fortifikasi yang umum ditemukan di Indonesia antara lain garam dengan tambahan iodin, tepung terigu dengan tambahan zat besi, dan minyak goreng sawit dengan tambahan vitamin A.
Selain paparan tentang fortifikasi dari segi teknologi pangan, beliau juga menambahkan perihal keterkaitannya dengan sosial ekonomi. Defisiensi vitamin dan mineral dapat berpengaruh ke kesehatan fisik dan mental. Apabila tidak upaya pencegahan defisiensi tersebut, hal ini akan berdampak pada penurunan produktivitas masyarakat dan berujung pada stagnasi pertumbuhan ekonomi serta sosial suatu negara. Di negara maju, tujuan fortifikasi lebih berfokus untuk mendorong perubahan gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat. Sementara di negara berkembang, fortifikasi dilakukan untuk meminimalisir kejadian malnutrisi gizi mikro dan hanya diterapkan ke makanan yang paling banyak dikonsumsi.
Dengan terselenggaranya kuliah ini diharapkan mahasiswa bisa memperoleh ilmu baru dari pengalaman praktisi yang bekerja di industri pangan. Topik yang disampaikan oleh Dr. Sunardi tentang konsep fortifikasi dan formulasi mendukung tercapainya SDG 3 tentang “Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan”. Sedangkan penekanan inovasi produk pangan untuk menciptakan produk yang lebih bernutrisi juga relevan dengan SDG 9 tentang “Industri, Inovasi, dan Infrastruktur”.
Ditulis oleh: Anisa Quentina