Kekayaan dan keragaman budaya kuliner Indonesia adalah identitas kuat negeri ini. Namun, kekayaan tersebut terancam hilang karena banyak resep tradisional yang tidak terdokumentasi, sementara generasi muda kurang tertarik belajar memasak dari para ibu dan nenek mereka.
Kesulitan untuk menemukan resep tradisional dan catatan budaya makanan yang diwarisi dari generasi ke generasi secara lisan terjadi karena kurangnya kebiasaan menulis resep. Upaya pelestarian resep dan budaya pangan asli Indonesia, tidak hanya untuk menjaga warisan budaya, namun juga sebagai upaya menuju ketahanan di segala aspek, terutama ketahanan pangan.
Meilati Batubara bersama timnya berkomitmen untuk mendokumentasikan sejarah dan budaya kuliner Indonesia melalui sebuah proyek bertajuk “Pusaka Rasa Nusantara.” Beliau berbagi cerita perjalanannya dalam riset ini kepada mahasiswa TPHP UGM pada kuliah “Gastronomi Indonesia” yang diadakan Selasa (29/10).
Dalam paparannya, Meilati menceritakan proses riset yang diawali dari desk research, mengumpulkan informasi makanan daerah sebanyak mungkin dari buku dan internet, hingga terjun langsung ke berbagai daerah.
Hasil risetnya menghasilkan lima temuan utama tentang warisan kuliner nusantara. Pertama, Indonesia adalah melting pot berbagai kebudayaan dari dalam maupun luar Nusantara, dengan setiap suku, budaya, dan alat masak tradisional memberikan karakteristik tersendiri. Kedua, kondisi geografis Indonesia, termasuk Garis Wallace, menyebabkan perbedaan kuliner antara Indonesia Barat dan Timur, serta pengaruh jalur perdagangan rempah. Ketiga, ritual adat dan tradisi kuliner yang beragam memperkaya kekayaan kuliner Indonesia. Perbedaan agama dan budaya makan bersama menambah keragaman tersebut. Keempat, keberlanjutan kuliner tradisional sangat bergantung pada alam, di mana melestarikan resep sama artinya dengan menjaga lingkungan. Terakhir, Meilati menekankan pentingnya upacara budaya, tradisi, serta peran para juru masak tradisional sebagai penjaga resep yang mempertahankan kekayaan kuliner nusantara. Seluruh perjalanan ini ditulis dalam empat buku dalam seri Warisan Budaya Kuliner Nusantara yaitu Sejarah dan Budaya Kuliner Indonesia, Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia, Teknik Masak Nusantara, dan Resep Masakan Tradisional Indonesia.
Dengan diselenggarakannya kuliah tamu ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami pentingnya dokumentasi kuliner sebagai upaya pelestarian budaya, sekaligus menumbuhkan apresiasi terhadap keberagaman kuliner nusantara. Kuliah tamu ini juga sejalan dengan beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan, di antaranya menjaga warisan budaya (SDG 11), pendidikan berkualitas (SDG 4), kemitraan untuk mencapai tujuan (SDG 17) dan mendukung ketahanan pangan (SDG 2) sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan (SDG 12).
Ditulis oleh: Firstnandita Keisha