Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertema “Bimbingan Teknis dan Alternatif Teknologi Pengolahan Carica” untuk Pengelola Pondok Lansia dan Panti Asuhan Al-Maa’uun, Wonosobo. Kegiatan ini dipandu oleh Dr. Arima Diah Setiowati, S.T.P., M.Sc., dosen TPHP UGM. Kegiatan yang berlangsung pukul 09.00-12.30 WIB ini dilaksanakan melalui platform Zoom Meeting.
Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Ir. Tyas Utami, M.Sc. selaku Ketua Departemen TPHP UGM dan Pak Sukarwi selaku perwakilan dari pondok lansia dan panti asuhan Al-Maa’uun, Wonosobo. Pak sukarwi menyampaikan bahwa kendala yang terjadi saat akan mengirim buah carica ke luar daerah yaitu ongkos kirim yang lebih mahal dari buah carica itu sendiri. Maka terbersit untuk meningkatkan nilai tambah dari buah carica dengan menjadikannya produk carica instan.
Selanjutnya, materi pertama yang berjudul Penanganan Pasca Panen Buah Carica disampaikan oleh Dr. Andriati Ningrum, S.T.P., M.Agr. Kerusakan buah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain respirasi, laju respirasi, transpirasi, dan etilen. Untuk meminimalisir adanya kerusakan maka diperlukan teknologi pasca panen yang tepat dengan memperhatikan tingkat kematangan buah, cara pemanenan, pemeraman, penanggulangan penyakit pascapanen, penghambatan kematangan buah, pengemasan buah, dan penyimpanan.
Materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Agnes Murdiati, M.S. dengan judul Nilai Gizi dan Manfaat Carica bagi Kesehatan. Buah carica sangat kaya akan karotenoid, vitamin C, vitamin E, kalium, magnesium, dan serat yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, buah carica papaya juga rendah gula sehingga baik untuk dikonsumsi penderita diabetes. Dengan adanya kandungan gizi buah carica tersebut, buah carica memiliki manfaat bagi kesehatan, antara lain melancarkan proses pencernaan, menjaga kesehatan usus, membunuh bakteri jahat dalam usus, menjaga kesehatan mata, meningkatkan energi, menjaga kesehatan dan memeprcantik kulit, mencegah penuaan dini, meningkatkan metabolisme tubuh, menangkal radikal bebas, dan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Selanjutnya dilakukan pemutaran video Pembuatan Carica Instan yang dibawakan oleh Dr. Manikharda, S.T.P., M.Agr., Dr.rer.nat. Lucia Dhiantika Witasari, S.Farm, Apt., M.Biotech., Ana Kemala Putri Jauhari, S.T., M.T., Ardhika Ulfah, S.T.P., M.Sc., dan Dr. Rini Yanti, S.T.P., M.P.
Materi keempat yaitu dehydrated carica atau carica kering yang dibawakan oleh Dr. Dwi Larasatie Nur Fibri, S.T.P., M.Sc., Dian Anggraini Suroto, S.T.P., M.P., M.Eng., Ph.D., Dr. Ria Millati, S.T., M.T., dan Bambang Dwi Wijatniko, S.T.P., M.Agr.Sc., M.Sc. Dehydrated carica ini dibuat dengan menggunakan pengeringan osmotik dengan prinsip menghilangkan sebagian air dari jaringan suatu bahan dengan cara merendam ke dalam larutan hipertonik (osmotik). Pada sesi ini disertakan pemutaran video pembuatan dehydrated carica supaya proses pembuatannya lebih mudah dipahami.
Selanjutnya dilakukan pemutaran video pembuatan permen carica yang dibawakan oleh Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech., Ph.D., Yunika Mayangsari, S.Si., M.Biotech., Ph.D., Dr. Arima Diah Setiowati, S.T.P., M.Sc., Dr. Widiastuti Setyaningsih, S.T.P., M.Sc., dan Andika Wicaksono Putro, S.T.P., M.Sc.
Materi keenam dibawakan oleh Dr. Ir. Supriyadi, M.Sc. yaitu mengenai pengemasan produk carica. Pengemasan produk memiliki fungsi sebagai wadah atau tempat penyimpanan, pelindung produk, pemberi informasi, penarik minat, penunjang sistem informasi, dan media promosi. Adapun syarat kemasan yang digunakan, antara lain tidak toksik/beracun, cocok dengan bahan yang dikemas, sanitasi dan syarat-syarat kesehatan terjamin, dapat mencegah pemalsuan, kemudahan dan keamanan mengeluarkan isi, kemudahan pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk, dan berat, penampilan dan pencetakan, biaya rendah, serta syarat khusus (eco-packaging).
Terakhir, materi mengenai pedoman cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB atau GMP) dibawakan oleh Aulia Ardhi, S.T.P., M.Sc. Praktik produksi yang baik (GMP merupakan kombinasi dari produksi dan prosedur pengawasan kualitas yang ditujukan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan adalah konsisten dan sesuai dengan spesifikasinya. Penerapan GMP bertujuan menghasilkan pangan yang aman dan bermutu, mendorong industri pengolahan pangan agar bertanggung jawab terhadap mutu dan keamanan produk yang dihasilkan, meningkatkan daya saing industri pengolahan pangan, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri pengolahan pangan. Adapun ruang lingkup pedoman GMP, antara lain lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, mesin dan peralatan, bahan, pengawasan proses, produk akhir, laboratorium, karyawan, pengemas, label dan keterangan produk, penyimpanan, pemeliharaan dan program, pengangkutan, dokumentasi dan pencatatan, pelatihan, penarikan produk, dan pelaksanaan pedoman.