Dalam pelaksanaan ujian akhir Semester II Tahun Akademik 2018/2019 untuk Mata Kuliah Seminar di Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, telah dilaksanakan kegiatan konferensi ilmiah dalam bahasa Inggris pada hari Jumat, 21 Juni 2019. Kegiatan tersebut diikuti oleh 93 peserta yang seluruhnya merupakan mahasiswa S-1 Departemen TPHP UGM. Kegiatan konferensi yang dilaksanakan secara paralel di ruang 384, 383, dan 512 Fakultas Teknologi Pertanian ini berada di bawah koordinasi Dr. Widiastuti Setyaningsih, Dr. Rachma Wikandari, dan Dr. Arima Diah Setiowati.
Berita
Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu poin Tri Dharma Perguruan Tinggi yang perlu disinergiskan dengan penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. Di era digital ini, media pengajaran tidak hanya terpaut pada buku ataupun powerpoint, namun dapat dikembangkan dalam bentuk yang lebih menarik, seperti video. Dr. Rachma Wikandari, S.T.P, M.Biotech. memproduksi sebuah video mengenai transpor elektron pada mata kuliah biokimia, namun tantangan untuk menjelaskan kepada para mahasiswa untuk memahami detail transpor elektron bukanlah hal yang mudah. Sebab, pada dasarnya transpor elektron adalah bagian penting di dalam tubuh karena mampu membentuk energi yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Analogi yang digunakan dalam video ini menggunakan aki pada motor, sehingga memudahkan mahasiswa dalam menggambarkan proses pembentukan energi yang terjadi di dalam tubuh.
Peningkataan informasi budaya antar negara merupakan hal yang penting di era global saat ini dimana interaksi sosial menjadi semakin mendunia dalam segala aspek. Menyadari pentingnya hal tersebut, maka Fakultas Teknologi pertanian UGM sejak tahun 2018 melakukan program Cultural Exchange dengan salah satu universitas di negara tetangga, yaitu Khon Kaen University di Thailand. Secara umum, tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kerjasama dan interaksi antar mahasiswa serta lebih dari itu adalah untuk saling mengenalkan budaya dari masing-masing negara dan universitas. Pada tahun ini, kegiatan di fokuskan pada pengenalan budaya di Indonesia dengan melakukan beberapa kunjungan ke beberapa situs budaya dan juga industri khas Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan selama 10 hari mulai tanggal 6 – 16 April 2019, melibatkan 12 mahasiswa yang terdiri dari enam mahasiswa dari Fakultas Teknologi Khon Kaen University (KKU) dan enam mahasiswa Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM. Latar belakang pendidikan dari keenam peserta Cultural Exchenge ini pun beragam karena bukan hanya melibatkan peserta dari Departemen Teknologi Pangan, namun juga mahasiswa dari Departemen Geoteknologi sejumlah 2 orang.
Round Table Discussion mengenai pengolahan teh Indonesia diperlukan untuk memfasilitasi pertukaran informasi dari akademisi dan industri sehingga mampu mengidentifikasi persoalan-persoalan aktual teknologi pengolahan teh dan mendiskusikan usulan pernyelesaian masalah tersebut. Untuk itu, Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM bersama dengan perwakilan direksi PT. Pagilaran, Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, dan WikiKopi Jogja mengadakan diskusi dengan tema “Masa depan, tantangan, dan strategi industri teh di Indonesia” yang dilakukan pada hari kamis tanggal 18 April 2019 di Operation Room FTP UGM.
Pada tanggal 10-12 April 2019 Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM mengadakan program pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan pengolahan cincau dan labu kuning kepada sembilan peserta dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Magetan. Program pelatihan tersebut dikoordinatori oleh Fiametta Ayu Purwandari, STP, M.Sc. Tujuan dari diselenggarakannya pelatihan tersebut adalah untuk memberikan wawasan kepada peserta mengenai keamanan pangan produk-produk inovatif dan kekinian dari sumber lokal kabupaten Magentan yaitu labu kuning dan cincau.
Pada tanggal 15-17 Maret 2019, Keluarga Mahasiswa Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM telah melaksanakan program terbesarnya. FOODCRAFT merupakan pameran seni mahasiswa yang memiliki nilai kreatifitas sekaligus edukatif dalam bidang pangan. Acara yang dikunjungi lebih dari 1400 orang ini bertempat di Jogja National Museum, Wirobrajan, Bantul.
FOODCRAFT 2019 mengusung tema NUSAPANGANTARA. Tema tersebut diwujudkan dalam berbagai macam karya seni mahasiswa yang membahas mengenai komoditas pangan, makanan khas Indonesia dari Pulau Sumatera hingga Papua, dan berbagai macam teknologi pengolahan pangan tradisional hingga modern. Tak hanya karya seni, FOODCRAFT 2019 juga menghadirkan rangkaian acara seperti lomba, workshop, dan hiburan dari mahasiswa fakultas lain untuk turut menyemarakkan acara yang bernuansa Nusantara ini. Selain itu, terdapat tenants dan traders yang menjual berbagai produk pangan maupun non-pangan.
Selasa, 19 Maret 2019, Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian mengundang pelaku bisnis hulu dan hilir di bidang Teknologi Perisa. Pelaku bisnis tersebut merupakan alumni Departemen Pangan dan Hasil Pertanian. Beliau bernama Ir. Rudy Atmoko dari PT. Sarana Langgeng Sampurna. Kuliah tamu yang diampu oleh Dr. Ir. Supriyadi, M.Sc , Prof. Dr. Ir. Agnes Murdiati, M.S dan Andika Wicaksono Putro, STP., M.Sc ini diikuti oleh 107 mahasiswa Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian angkatan 2015, 2016, dan 2017. Kuliah yang dilaksanakan di Ruang 1-05 Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini mengusung tema “Teknologi, Prospek dan Pasar Perisa di Indonesia”.
Halal merupakan unsur penting yang sangat erat kaitannya dengan akidah bagi umat muslim di seluruh dunia, sehingga konsep halal merupakan first line yang harus dipenuhi di segala lini aspek kehidupan. Tak hanya halal, konsep Thayyiban juga merupakan elemen terpenting yang melengkapi konsep halal yang memilki implikasi manfaat yang meliputi; keberlanjutan ekologis, penggunaan lingkungan yang bertanggung jawab, pemikiran kritis dan sains yang baik, serta dapat membantu menciptakan dunia yang lebih baik bagi manusia, terutama dalam hal produksi suatu produk. Thayyiban merupakan konsep universal dan prinsip yang relevan lintas agama dan kebangsaan. Dalam Islam, Thayyiban adalah konsep serumpun dengan yang halal dan sebenarnya telah disebutkan dalam Al-Qur’an lebih banyak dari kata halal. Selama ini, isu dan istilah Halal sudah banyak dibicarakan dan menjadi trend dalam aspek kehidupan tetapi untuk istilah Thayyiban belum banyak diangkat. Oleh karena itu, pada penghujung tahun 2018, tepatnya pada tanggal 20 Desember 2018, diadakan kegiatan 1st Workshop on Global Halalan–Thayyiban Issues di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada yang bertemakan “Halal Thayyiban as New Wave in Global Industry & Society”. Workshop ini terselenggara atas kerjasama Fakultas Teknologi Pertanian UGM dengan Global Halal Food Industry Foundation (GHIF).
Di penghujung tahun 2018 yang lalu, tepatnya pada tanggal 7 Desember 2018, telah diadakan kegiatan Young Creative Forum yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian UGM yang bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia. Di tengah semakian ramai dan ketatnya industri kreatif saat ini, kegiatan yang memiliki tema “Inspirasi memajukan ekonomi kreatif pangan Indonesia dalam menghadapi Industri 4.0” ini hadir sebagai salah satu sarana mahasiswa dan umum untuk mengetahui bagaimana kiat-kiat menghadapi persaingan tersebut. Adapun acara ini pun menghadirkan para pakar yang ahli dibidangnya sebagai keynote speaker dan juga menghadirkan beberapa pebisnis muda untuk turut membagikan berbagai pengalaman yang mereka miliki dalam menggeluti bisnis mereka.
Dalam rangkaian acara Lustrum ke-11 Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada, Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian bersama dengan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) cabang Yogyakarta telah mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Inovasi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian untuk Meningkatkan Daya Saing Global”. Disampaikan oleh ketua PATPI cabang Yogyakarta, Prof. Dr. Ir. Yudi Pranoto, M.P., tema tersebut sangat strategis dan relevan saat ini, mengingat telah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menuntut daya saing yang tinggi pada suatu produk hasil pertanian, termasuk produk pangan. Dengan keterbatasan yang dimiliki produk hasil pertanian saat ini, dibutuhkan kiprah dan kontribusi para pakar untuk mengangkatnya hingga memiliki nilai jual dan kualitas yang tinggi sesuai tuntutan global.