Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian mengadakan kuliah tamu dengan mengundang Prof. Paul Van der Meeren dari Ghent University. Acara yang diselenggarakan pada 13 November 2024 ini dibuka untuk umum dan diwajibkan untuk mahasiswa S1 peserta mata kuliah Sifat Bahan Pangan dan Hasil Pertanian. Kegiatan ini merupakan rangkaian Program Kompetisi Kampus Merdeka dan bertujuan untuk memberikan international exposure ke mahasiswa. Melalui program ini, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif mereka.
Prof. Paul memberikan kuliah dengan topik “Food Applications of Nanotechnology: A Case Study of (Nano)Dispersions and Nano-emulsions”. Dalam paparannya, Prof. Paul menjelaskan definisi nanoteknologi dan nanopartikel, mulai dari konsep dasar hingga proses pembentukannya. Beliau juga memberi menguraikan lebih detail tentang proses terbentuknya nano-dispersi dan nano-emulsi. Materi kuliah ini juga dilengkapi dengan pembahasan berbagai aplikasi nanoteknologi di industri pangan.
Peran nanoteknologi dan nano-emulsi di pangan salah satunya adalah food packaging, seperti active packaging, edible coating, dan intelligent/smart packaging. Ketiganya memiliki fungsi yang serupa yaitu melindungi makanan dari paparan sinar, oksigen, dan mikroorganisme yang dapat merusak makanan. Selain itu, Prof. Paul juga memberikan contoh aplikasi nanoteknologi dalam pengembangan produk nutraceutical. Nutraceutical merupakan kombinasi antara ilmu gizi dan farmasi yang menghasilkan produk makanan seperti pangan fungsional dengan manfaat mampu mengurangi risiko penyakit kronis. Produknya dapat berupa jus buah terfortifikasi, nano kapsul minyak ikan tuna, dan canola active oil.
Selanjutnya, Prof. Paul menyampaikan manfaat nanoteknologi seperti kemampuan menambah umur simpan makanan, mengurangi penggunaan pengawet dan pestisida, serta meningkatkan nilai gizi. Namun, nanoteknologi masih mempunyai risiko yang dapat ditimbulkan jika digunakan untuk jangka panjang. Risikonya antara lain tidak ramah lingkungan, kerusakan hati dan gagal ginjal, hingga risiko penyakit kanker. Sementara, prospek nanoteknologi ke depan bergantung pada kemampuannya untuk mengatasi masalah besar, bukan semata-mata digunakan hanya untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menciptakan produk yang lebih unggul dan aman guna meyakinkan masyarakat.
Kuliah tamu kali ini disambut dengan antusias dengan banyaknya mahasiswa mengajukan pertanyaan. Melalui kuliah tamu ini, pembelajaran oleh Prof. Paul tidak hanya memberikan wawasan terbaru kepada mahasiswa, tetapi juga berkontribusi dalam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Pemanfaatan nanoteknologi yang disampaikan sejalan dengan SDG 2 (Zero Hunger), SDG 3 (Good Health and Well-being), dan SDG 12 (Responsible Consumption and Production). Dengan kolaborasi antara ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, dan kesadaran lingkungan, diharapkan aplikasi nanoteknologi di pangan dapat mewujudkan masa depan dunia yang lebih sejahtera, sehat, dan berkelanjutan.
Ditulis oleh: Anisa Quentina