Sebuah prestasi membanggakan diraih oleh peneliti sekaligus dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Dr.nat.techn. Aulia Ardhi, S.T.P., M.Sc., yang mendapatkan Penghargaan Kimia (Förderungspreis für Chemie) 2025 dari Die Österreichische Chemische Gesellschaft (GÖCH) atau The Austrian Chemical Society. Penghargaan tersebut diberikan kepada peneliti muda yang dinilai memiliki kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu kimia dan aplikasinya.
Dr. Ardhi menerima penghargaan tersebut di Wina, Austria, pada 17 Oktober 2025, dari Prof. Dr. Peter Gärtner, Presiden GÖCH. Ia meraih penghargaan tersebut atas disertasi doktoralnya di University of Natural Resources and Life Sciences (BOKU University), Vienna, berjudul “Nanostructured Lipid Carriers as a Delivery System for Black Seed Oil and Its Application in Beverage.” Penelitian ini dinilai membawa kontribusi penting dalam bidang kimia pangan dan teknologi nano, khususnya dalam pengembangan sistem penghantaran bahan bioaktif alami yang stabil dan dapat diaplikasikan pada produk pangan.
Minyak jinten hitam (Nigella sativa L.) telah lama dikenal mengandung senyawa bioaktif bernilai tinggi seperti timokuinon, karotenoid, dan tokoferol yang memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Namun, senyawa-senyawa tersebut rentan terhadap degradasi akibat paparan cahaya, panas, dan oksigen. Melalui bimbingan Priv.-Doz. Dr. Matthias Schreiner (BOKU University) dan Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc. (UGM), Dr. Ardhi mengembangkan sistem Nanostructured Lipid Carriers (NLC) berbasis lipida berukuran nano yang mampu meningkatkan kelarutan, stabilitas oksidatif, dan bioaksesibilitas timokuinon.
Sistem NLC ini menggunakan kombinasi lipida padat dan cair sebagai fase terlarut dengan ukuran partikel <100 nm. Dalam penelitiannya, Dr. Ardhi mengombinasikan gliseril monostearat dan minyak jinten hitam sebagai fase terlarut, menggunakan Tween 80 sebagai surfaktan nonionik, serta mengoptimalkan formulasi untuk menghasilkan sistem yang efisien dan stabil. Hasilnya, NLC mampu memperlambat degradasi timokuinon lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan emulsi konvensional, serta mempertahankan kejernihan dan ukuran partikel yang kecil ketika diaplikasikan pada jus apel murni dan jus apel berkarbonasi hingga 28 hari penyimpanan.
Inovasi ini membuka peluang besar bagi pengembangan produk pangan dan nutraseutikal berbasis bahan alami, terutama dari sumber herbal yang banyak dimanfaatkan di Asia, termasuk Indonesia. Penambahan beta karoten juga terbukti memberikan perlindungan tambahan terhadap kerusakan fotooksidatif pada sistem NLC, menjadikan teknologi ini potensial untuk diterapkan dalam industri minuman fungsional dan suplemen herbal.
Selain kontribusi ilmiah, penelitian ini sejalan dengan arah penguatan riset nasional dalam bidang ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati lokal untuk menghasilkan produk inovatif bernilai ekonomi tinggi. “Riset ini menghadapi tantangan besar, terutama dalam menjaga stabilitas timokuinon di dalam sistem nano ketika diaplikasikan pada matriks minuman yang kompleks seperti jus berkarbonasi,” ungkap Dr. Ardhi. Melalui optimasi formulasi dan pemahaman mendalam terhadap mekanisme oksidasi lipida, ia berhasil menemukan strategi yang efektif untuk mempertahankan aktivitas senyawa bioaktif tersebut.
“Teknologi ini adalah jembatan antara sains dasar dan aplikasi nyata. Dengan pendekatan kimia dan teknologi lipida yang presisi, bahan bioaktif alami dapat dihantarkan secara lebih stabil dan efektif tanpa kehilangan karakter alaminya,” ujar Dr. Ardhi.
Penghargaan ini menegaskan kiprah peneliti muda Indonesia di kancah internasional serta memperkuat sinergi ilmiah antara Universitas Gadjah Mada dan BOKU University dalam pengembangan riset berorientasi inovasi berkelanjutan dan peningkatan daya saing riset nasional.
Penulis: Firstnandita
Dokumentasi: GÖCH