Pada hari Rabu, 3 Maret 2021, Praktikum Pengembangan Produk TPHP UGM mengadakan kuliah tamu yang bertopik “Kesiapan Teknologi dan Pemantapan Konsep Produk”. Kuliah tamu ini dibawakan oleh Wednes Aria Yuda, owner Cokelat nDalem, dan dipandu oleh Dr. Dwi Larasatie Nur Fibri, S.T.P., M.Sc., dosen TPHP UGM. Kuliah tamu yang berlangsung pukul 11.00-12.30 WIB ini dilaksanakan melalui platform Webex dan diikuti oleh 117 peserta.
Cokelat nDalem merupakan salah satu brand produk cokelat yang awalnya dipasarkan untuk wisatawan yang berkunjung ke kota Yogyakarta. Produk cokelat dipilih karena tidak banyak yang menjual cokelat sebagai oleh-oleh khas suatu daerah. Cokelat nDalem muncul di pasaran dengan memadukan rasa khas Indonesia ke dalam cokelat sehingga menghasilkan cita rasa yang unik. Kemasan yang digunakan pun tidak kalah menarik karena menggunakan motif batik dan menyajikan informasi budaya di Indonesia.
Selain cokelat nDalem, terdapat pula 4 brand produk cokelat lainnya yang juga memiliki ciri khasnya masing-masing, antara lain Boenbeans, Oui, Chobio, dan tandahati. Boenbeans dibuat dengan bekerja sama dengan Petani Kakao Putat, Pathuk, Gunung Kidul, Jogja untuk memanfaatkan kakao menjadi sebuah produk cokelat. Kemasan yang digunakan pada brand Boenbeans didesain dengan menampilkan cerita petani yang menanam kakao dan proses penanaman kakao tersebut. Oui White Chocolate Bar, yang merupakan brand ketiga, memiliki konsep woman empowering dan menargetkan wanita aktif di umur 15-30-an tahun sebagai konsumen sehingga kemasan yang digunakan didesain cantik dan menarik. Brand keempat yaitu Chobio yang merupakan produk cokelat hasil kerja sama dengan PSPG UGM dan cokelat pertama yang terdapat probiotik di dalamnya. Brand kelima yaitu tandahati yang merupakan produk minuman cokelat yang akan membantu memperbaiki mood. Namun, untuk brand kelima ini memiliki sedikit kendala pada pemasarannya dikarenakan adanya pandemi Covid-19 sehingga perlu ditinjau ulang konsepnya.
Perancangan proposisi nilai seputar produk dan layanan menjadi hal yang sangat penting karena berguna untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Hal yang perlu dilakukan, antara lain mengidentifikasi pasar, mengetes produk apakah dapat diterima oleh masyarakat, dan menemukan harga yang paling tepat untuk produk yang dirancang. Adanya hipotesa dalam mengembangkan produk juga menjadi hal yang penting karena untuk menentukan apakah produk tersebut viable, desirable, dan feasible.
“Setelah mendapatkan hipotesa dilanjutkan dengan membuat prototype yang dapat membantu memperoleh feedback sebanyak mungkin dan sebaik mungkin untuk memperbaiki produk menjadi lebih baik,” ujar Pak Yuda. Beliau menyampaikan ada 4 prinsip prototyping yang penting, yaitu make it visual and tangible, start easy then refine, learn faster by feeling, dan make shrek model. Beliau juga menambahkan bahwa adanya ad-libs menjadi cara sederhana yang cepat untuk membentuk dan menjelaskan ide dalam memasarkan produk.
Video Kuliah Tamu Praktikum Pengembangan Produk dapat diakses melalui tautan berikut