Webinar “Pola Makan Sehat untuk Mahasiswa” telah dilaksanakan pada Jumat, 3 September 2021 melalui platform Zoom. Acara ini dibuka oleh Dr. -Ing. Ir. Djoko Sulistyo, Direktur Aset UGM. Materi “Pola Makan Sehat untuk Mahasiswa” disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Agnes Murdiati, M.S. (Guru Besar di bidang Pangan dan Gizi UGM), Dr. Dwi Larasatie Nur Fibri, S.T.P., M.Sc. (Dosen di bidang Pangan dan Gizi UGM), dan Pakartian Ayu Sugmana, S.T.P., M.P.H. (Owner Healthyplateyk).
Pada umumnya, mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan memiliki berat badan dan tinggi badan yang sangat bervariasi. Aktivitas yang dilakukan pun masuk dalam kategori aktivitas sedang. Namun, kebanyakan mahasiswa memiliki kebiasaan hanya makan 2 kali sehari, terlebih bagi mereka yang kost, sehingga kemungkinan asupan kalorinya belum terpenuhi. Selain itu, pola makan mahasiswa juga perlu dipertanyakan apakah sudah mengikuti pola makan sehat atau belum.
Pola makan sehat dilakukan berdasarkan Piramida Makanan dan Isi Piringku dari Pedoman Gizi Seimbang (PGS, 2014) yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI untuk menggantikan Pedoman Umum Gizi Seimbang dan atau 4 Sehat 5 Sempurna. Pangan bergizi seimbang sangat penting bagi tubuh karena berguna sebagai sumber energi, sumber zat pengatur, serta sumber zat pembangun dan pemeliharaan.
Menurut komisi EAT LANCET, pola makan yang kaya akan pangan nabati dan lebih sedikit pangan hewani akan lebih bermanfaat bagi kesehatan dan lingkungan. Komisi EAT LANCET merekomendasikan 3 intervensi atau Tindakan skala besar, antara lain perubahan pola makan menuju pada Planetary Health Diet, pengurangan sebanyak 50% dari food loss dan food waste, serta perbaikan praktik produksi pangan.
Konsep utama dari Planetary Health Diet yaitu keanekaragaman makanan sehingga untuk piring makanku berisi kontribusi kalori dari biji-bijian utuh, protein nabati, lemak tak jenuh, serta buah dan sayur. Perubahan pola makan ini akan mencegah sekitar 11% kematian/tahun, setara dengan 19-24% dari total kematian dewasa, dan dapat menurunkan angka premature death hingga 20%. Selain itu, Bu Agnes juga menambahkan bahwa penerapan dalam konsep pola makan sehat ini juga harus memperhatikan budaya, penerimaan rasa dan harga, ketersediaan pangan secara lokal, serta permasalahan nasional.