Minat masyarakat terhadap pangan vegan terus meningkat, terutama karena alasan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Salah satu inovasi terkini yang menarik perhatian adalah mikoprotein—alternatif protein berbasis jamur benang (miselia) yang kini dikembangkan oleh tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM).
Tim peneliti UGM yang dikoordinatori oleh Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech., Ph.D., bekerja sama dengan Universitas Boras, Swedia, dan Universitas Lampung, memanfaatkan limbah pengolahan tempe seperti air rebusan kedelai sebagai media tumbuh miselia. “Mikoprotein memiliki kandungan gizi tinggi, efisien dalam penggunaan sumber daya, ramah lingkungan, dan dapat diakses dengan harga terjangkau,” ujar Wikan.
Wikan juga menambahkan bahwa mikoprotein dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan protein dunia yang terus meningkat. “Dibandingkan sumber protein konvensional seperti daging sapi atau kedelai, mikoprotein memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah,” jelasnya.
Keunggulan produk ini diperkenalkan dalam Seminar Mikoprotein yang bertajuk “Mengenal Mikoprotein: Sumber Protein Daging Tiruan yang Bergizi dan Ramah Lingkungan” yang dilaksanakan di University Club Hotel UGM pada Selasa (3/12). Seminar ini dibuka oleh sambutan dari Rachma Wikandari, Ph.D., Prof. Mohammad J. Taherzadeh (Koordinator konsorsium riset mikoprotein), dan Prof. drg. Diatri Nari Ratih.
Seminar ini juga menghadirkan pembicara lain, Dr. Susianto, M.K.M., Presiden World Vegan Organization (WVO), yang membahas tren konsumsi vegan dan peluang mikoprotein di Indonesia. Sementara itu, Yusmiyati, S.Gz., RD, M.PH., Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik UGM, memaparkan manfaat konsumsi jamur dalam mendukung gizi vegan.
Acara semakin menarik dengan sesi tanya jawab yang menunjukkan antusiasme peserta. Mereka juga berkesempatan mencicipi spaghetti berbasis mikoprotein, hidangan inovatif yang tinggi protein dan rendah lemak. Salah satu peserta memberikan kesan positif, “Rasanya sangat kaya protein. Bisa diolah jadi nugget atau daging. Saya rasa ini punya potensi besar.”
Dengan dukungan penelitian berkelanjutan, mikoprotein diharapkan dapat mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti mengurangi kelaparan, meningkatkan konsumsi yang bertanggung jawab, dan mengatasi perubahan iklim. Mikoprotein berpotensi menjadi solusi pangan masa depan yang tidak hanya bergizi tetapi juga ramah lingkungan.
Ditulis oleh: Firstnandita Keisha