• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Surel
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknologi Pertanian
Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
  • Beranda
  • Profil Kami
    • Pengantar
    • Visi, Misi, Tujuan
    • Profil & Capaian
    • Struktur Organisasi
    • Dosen
    • Tenaga Kependidikan
    • Kerja Sama
    • Kontak Kami
  • Pendidikan
    • Sarjana
      • S-1 TPHP
    • Magister
      • S-2 ITP
      • S-2 THP
    • Doktoral
      • S-3 Ilmu Pangan
    • Kalender Akademik
      • Sarjana
      • Pascasarjana
    • Akreditasi
    • Pendaftaran
  • Penelitian
    • Seminar
    • Publikasi
  • Mahasiswa & Alumni
    • Info Akademik
    • Organisasi Mahasiswa
    • Magang Industri
    • Beasiswa
    • Student Mobility
    • Tugas Akhir
    • Karir
    • Alumni
  • Fasilitas
    • Laboratorium
      • Bioteknologi
      • Pangan dan Gizi
      • Rekayasa Proses
      • Kimia Biokimia Pangan dan Hasil Pertanian
      • Pengelolaan Limbah
      • Latihan
    • Public Service
    • Perpustakaan
      • Universitas
      • Fakultas
    • Internet Access
  • Pengabdian
  • Beranda
  • Berita
  • Dosen Tamu
  • Kuliah Tamu Teknologi Perisa: Trend Flavor di Industri Pangan

Kuliah Tamu Teknologi Perisa: Trend Flavor di Industri Pangan

  • Dosen Tamu, Kabar Departemen, Kuliah Tamu
  • 13 April 2022, 21.58
  • Oleh: nafiza.d
  • 0

Kegiatan perkuliahan Teknologi Perisa TPHP UGM mengadakan kuliah tamu dengan topik Flavour Creation. Kuliah tamu ini mendatangkan pembicara yaitu Dewi Triana Hardjantiningsih, yang merupakan Scent Design Group Director, International Flavors & Fragrances Greater Asia Singapore. Kuliah tamu yang berlangsung pada Selasa, 12 April 2022 pukul 11.00 – 12.40 WIB ini dipandu oleh Dr. Ir. Supriyadi, M.Sc. dan Dr. Manikharda, S.T.P., M.Agr.

Flavorist sering dikira menjalankan peran yang sama dengan food designer. Flavorist adalah seorang profesional yang mengembangkan flavor baru dengan menggunakan bahan-bahan, seperti komponen flavor individu (natural dan sintetis), ekstrak botani, dan minyak. Flavorist biasanya bekerja di perusahaan food and beverage. Sedangkan, food designer adalah teknolog pangan yang mengaplikasikan dan mengoptimalkan flavor yang sudah dikembangkan pada produk akhir. Food designer biasanya bekerja sebagai teknolog/ilmuwan pangan, chef, atau bakery specialist, serta berkolaborasi dengan bagian penjualan, sensory and consumer insights, account manager, dan flavorist.

Menjadi seorang flavorist diperlukan untuk memahami komposisi dasar bahan, dasar sensoris, building common language, dasar formulasi, dan struktur kunci formulasi flavor. Komposisi dasar bahan perlu untuk mengetahui asal bahan (natural, natural identical, artifisial), proses (disintesis, ekstraksi, biotransformasi), dan siklus panennya. Dasar sensoris harus menyertakan total eating experience, yaitu visual (penglihatan), taktil (sentuhan), olfactory (penciuman), gustatory (pengecap), dan auditory (pendengaran). Selain itu, juga harus memahami sensory science tool, seperti discriminative test, descriptive test, profil tekstur, dan taste-time intensity. Building common language diperlukan untuk mengkategorisasi dan mendeskripsi flavor supaya dapat memberikan profil flavor yang lebih detail. Dasar formulasi dan struktur kunci formulasi diperlukan untuk memahami komponen bahan kimia yang ada dari setiap kategori flavor sehingga dapat menciptakan flavor baru.

Struktur kunci formulasi flavor terdiri dari solvent system, characterizing, contributory, authenticity, dan signature. Solvent system dibutuhkan untuk pencampuran komposisi flavor. Characterizing yaitu bahan yang ketika dicium atau dirasakan akan menunjukkan flavor yang sudah ada. Contributory yaitu bahan sekunder yang ditambahkan ke komposisi flavor untuk menghasilkan karakter pada flavor. Authenticity dan signature berperan dalam menyajikan karakter unik untuk menambah mouthfeel dan/atau membuat flavor terasa lebih natural.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum melakukan formulasi, antara lain bergantungnya flavor terhadap bahan lain (acid, sweetener, thickener), bentuk fisik rasa yang diinginkan (liquid water, oil soluble, emulsi, bubuk), pilihan solvent, dan harga yang diinginkan. Ada pula faktor-faktor yang memicu adanya inovasi, yaitu pemenuhan syarat/klaim (halal, vegan, natural), masalah pasokan yang akan memicu kecocokan atau duplikasi rasa, dan penemuan rasa baru.

Universitas Gadjah Mada

Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) – UGM

Jl. Flora No. 1, Bulaksumur

Yogyakarta, Indonesia, 55281

E-mail : tphp@ugm.ac.id

Telp. 0274-549650

LINK PILIHAN

  • PENELITIAN UGM
  • PENGABDIAN UGM
  • MUI – HALAL
  • BADAN POM
  • KEMENRISTEKDIKTI

INFO JURNAL

  • AGRITECH online
  • SCIENCE DIRECT
  • FOOD SCIENCE
  • SPRINGER LINK
  • PERPUSNAS
  • WILLEY ONLINE LIBRARY
  • SCOPUS

LAIN-LAIN

  • DOSEN PURNA TUGAS
  • IN MEMORIAM

IKUTI KAMI

  • Instagram
  • YouTube
  • Email

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju