Departemen TPHP UGM menyelenggarakan Lokakarya Diseminasi Hasil MBKM Riset Mahasiswa sebagai upaya meningkatkan rekognisi institusi di tingkat global, dalam rangkaian Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) pada Senin (28/10). Lokarya ini menghadirkan Prof. Purwiyatno Hariyadi (Guru Besar Institut Pertanian Bogor) dan Prof. Ardiansyah (Guru Besar Universitas Bakrie) yang memiliki reputasi unggul dalam strategi peningkatan rekognisi institusi.
Prof. Purwiyatno menyampaikan materi berjudul “Strategi Kolaborasi untuk Meningkatkan Reputasi Institusi.” Dalam paparannya, ia menekankan bahwa kolaborasi riset adalah kunci untuk memperkuat kualitas akademik, memperluas dampak penelitian, dan mendorong inovasi serta pengembangan produk. Ia menjelaskan tiga model utama kolaborasi: Triple Helix, yang melibatkan pemerintah, industri, dan akademisi; Quadruple Helix, yang menambahkan peran masyarakat; serta Penta Helix, yang melibatkan media untuk memperluas jangkauan diseminasi hasil riset. Menurut Prof. Purwiyatno, publikasi riset tidak hanya terbatas pada artikel ilmiah, tetapi juga dapat berupa majalah dan leaflet agar lebih mudah diakses masyarakat luas. Ia menambahkan bahwa kolaborasi dengan pemangku kepentingan harus dibuka seluas-luasnya, tidak hanya terbatas pada Dunia Usaha dan Industri (DUDI).
Dalam diskusinya, Prof. Purwiyatno juga membahas potensi Pusat Unggulan Pangan Fungsional yang ia yakini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat dan mengurangi beban biaya kesehatan negara, seperti BPJS. Ia menyampaikan bahwa hingga saat ini, standar, pedoman, dan kode praktik pangan fungsional belum jelas, meski permintaan terus berkembang. Dengan memperkuat edukasi tentang pangan fungsional, masyarakat diharapkan lebih terbuka terhadap konsumsi pangan yang memiliki klaim gizi dan kesehatan ini.
Sementara itu, Prof. Ardiansyah memaparkan materi berjudul “Tips Diseminasi Hasil Riset Bersama Industri.”
Ia menekankan bahwa penelitian bersama industri dapat membangun reputasi prodi, terutama melalui publikasi ilmiah yang didukung penuh oleh pihak industri. Dalam kolaborasi ini, perusahaan menyediakan material penelitian dan menuliskan dengan jelas pernyataan mengenai tidak adanya konflik kepentingan dalam publikasi tersebut. Prof. Ardiansyah juga menyampaikan pendekatan Universitas Bakrie yang memfokuskan riset pada aspek sensori sebagai upaya memperkuat branding dan mengomunikasikan hasil riset kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk tidak hanya menambah pengembangan usaha tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan hasil penelitian.
Lebih lanjut, kolaborasi antara Universitas Bakrie dengan industri, seperti VIVA Group, telah membuka peluang melalui pendirian Creative Center, yang bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam industri media, kreatif, dan teknologi informasi. Di Creative Center ini, mahasiswa dan pelaku usaha mendapat pelatihan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan literasi teknologi mereka. Workshop ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara akademisi dan industri, sekaligus menyiapkan mahasiswa untuk bersaing di dunia kerja modern.
Lokakarya ini sejalan dengan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), yang menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan diselenggarakannya lokakarya ini, diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang untuk kolaborasi riset antara Departemen TPHP UGM dan berbagai industri serta pemangku kepentingan lainnya, sekaligus memperkuat reputasi akademik institusi di tingkat global.
Ditulis oleh: Firstnandita Keisha