Pada hari Selasa, 16 November 2021, Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertopik “Penyediaan, Penghitungan Nilai Gizi, dan Pengemasan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)” untuk kegiatan pelatihan kader posyandu di Kelurahan Candibinangun, Kecamatan Pakem. Kegiatan ini dipandu oleh Dr. Dwi Larasatie Nur Fibri, S.T.P., M.Sc., dosen TPHP UGM dan dibantu oleh 2 mahasiswa TPHP UGM Angkatan 2018, yaitu Yuniar Wika dan Rizky Alifiansyah. Pengabdian ini dilaksanakan secara hybrid dengan mahasiswa terjun langsung ke lapangan dan dosen online dari kampus untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta yang hadir.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan atau minuman yang memiliki kandungan zat gizi dan dapat mulai dikonsumsi oleh bayi pada usia 6 – 24 bulan. Pemberian MP-ASI perlu diperhatikan jenis bahan, jumlah bahan, dan ketepatan waktu kepada bayi agar tidak memberikan dampak buruk pada asupan gizi dan kondisi pencernaan bayi.
Berdasarkan standar WHO, komposisi MP-ASI yang dianjurkan disebut Formulasi 4 bintang yaitu terdiri dari karbohidrat (kentang), lemak (minyak kelapa), protein (ayam giling, jamur tiram), dan sayuran (seledri, buncis, wortel, bawang merah, bawang putih). Terdapat pula bahan yang harus diminimalisir atau tidak digunakan sama sekali yaitu penyedap rasa, gula, dan garam. Untuk penyedap rasa dapat diperoleh dari komponen 4 bintang (bahan alami)
Jenis MP-ASI yang diberikan kepada bayi, antara lain untuk usia 6-9 bulan berbentuk puree (bubur lembut), usia 9-12 bulan berbentuk bubur kental atau finger food, dan untuk usia 12-24 bulan berbentuk makanan keluarga (nasi tim). Hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain tekstur mudah dikonsumsi bayi, mudah disajikan, ketersediaan bahan, proses pembuatan dalam keadaan bersih dan aman, serta memastikan tidak adanya bakteri patogen, senyawa kimia atau toksik, dan cemaran fisik.
Kebutuhan MP-ASI pada bayi usia 6-11 bulan yaitu minimal 20% AKG atau sekitar 200 kkal/hari. Dengan pemberian MP-ASI sejumlah 3 porsi makan/hari atau setara dengan 135 gram (9 sendok makan), maka sudah memenuhi minimal 200 kkal.
Metode pemasakan MP-ASI dapat dilakukan dengan cara direbus, dikukus, dimasak menggunakan slow cooker, dan dimasak menggunakan baby food processor. Namun, metode pemasakan yang berbeda memberikan pengaruh signifikan pada kandungan gizi pada MP-ASI sehingga metode pemasakan yg paling baik adalah dengan cara dikukus.
Pengemasan dan waktu penyimpanan juga memberikan pengaruh terhadap kandungan gizi MP-ASI. Jenis wadah memberikan pengaruh signifikan pada kadar lemak, karbohidrat, dan vitamin C, namun tidak memberikan pengaruh signifikan pada kadar air, abu, protein. Waktu penyimpanan memberikan pengaruh signifikan pada kadar abu, protein, lemak, karbohidrat, dan protein. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antara faktor wadah dan waktu penyimpanan pada kadar air dan vitamin C.